Jumat, 25 Maret 2011

Maling Teriak Maling..!!!



Share

Ini hanya sekedar uneg-uneg saya yang dari kemarin gak keluar-keluar...kalo dibilang curhat sih mungkin iya, tapi ni dah biasa terjadi kok di kehidupan kita. "Maling Teriak Maling" dari kemarin kata itu yang saya pikirkan ketika melihat kenyataan bahwa di semua organisasi kalimat itu sering terjadi. tidak hanya di dalam organisasi yang ruang lingkupnya besar seperti negara kita yang pastinya kalimat ini sudah tidak asing terdengar dan kita saksikan di pentas berita dan propaganda, tapi di segala macam organisasi yang mau itu organisasi yang cakupannya besar, menengah, sampai tingkat organisasi kecilpun, kalimat ini sering kita saksikan.
"Maling Teriak Maling" dalam persepsi saya kata itu perumpamaan bagi oknum-oknum yang mengatas namakan kebaikan yang dengan bangganya mengajukan dirinya di perlombaan kekuasaan, dan dengan tidak tahu malu pula ia menjatuhkan saingan kompetisinya dengan cara-cara kotor, (kalo istilah papap saya itu tidak "erekh" hehe gak tau penulisannya benar pa nggak soalnya pake bahasa belanda). orang-orang seperti itu dengan seenaknya mengatakan kalo saingannya itu adalah orang yang kredibilitasnya jelek, itulah, inilah, terkait korupsilah, keluarganya seperti inilah. sperti itulah..yah begitulah. Bukannya saya sok suci dan sok idealis, tapi kalaupun memang seperti itu, mana buktinya??bukankah dalam islam sebelum kita menuduh orang dan menghakimi orang kita harus ber Tabbayun terlebih dahulu kepada orang yang kita prasangkakan bersalah.
Sebelum menuduh orang berbuat buruk akan lebih baik jika kita mengkoreksi diri terlebih dahulu, apakah kita memang pantas untuk berkata pada orang lain kalo orang itu memang bersalah, apakah kita tidak jauh beda dengan dia yang kita tuduh??dan apakah kepentingan dibalik tuduhan kita kepadanya?? Hal-hal seperti itu sering saya temukan pada persaingan pemilihan calon pemimpin di dalam  organisasi.
Yang pernah saya temukan dan membuat saya geregetan itu ketika saya menjumpai orang yang dengan bangganya mencalonkan diri sebagai pemimpin, membanggakan kalau dirinya memang kader asli dari suatu organisasi, dan ia menuduh kepada lawan politiknya bahwa ia telah berbuat salah dan tidak pantas dilakukan. Mungkin saya melihat dari kaca mata saya saja, akan tetapi menurut saya apa yang ia katakan, apa yang ia proklamirkan kepada orang-orang mengenai kejelekan lawan politiknya itu tidak jauh beda dengan kejelekan dia sendiri. Bedanya cuman Allah masih tetap menutupi aibnya saja.
Dalam kenyataan juga kita sering menemukan pemimpin yang dengan seenaknya menggunakan kekuasaan untuk mengintervensi orang lain, contoh saja pada masa kepemimpinan Soeharto, banyak masyarakat yang mengeluhkan bahwa saat pemilu ia mau tidak mau harus memilih satu partai politik yang mendukung calon  pemimpin tersebut. dan inilah yan saya lihat sekarang ini...tidak hanya dalam sekup besar seperti negara kita, di lingkup organisasi mahasiswa hal ini sangatlah sering terjadi.
saya begitu pegal bulan-bulan ini dengan orang-orang seperti itu di dalam arena perpolitikan kepemimpinan mahasiswa yang ujung-ujungnya hanya mementingkan kepentingan kelompok, dan yang paling miris bahwa orang-orang yang berada di puncak kepemimpinan jelas-jelas tidak memiliki nasab yang baik, walaupun sudah terbukti "beberapa kali".
di dalam celoteh saya ini tidak ada maksud untuk menghakimi atau menjelekan seseorang,  tapi ini hanya sekedar luapan emosi dan pikiran saya yang semoga dapat memberi manfaat bila anda membacanya,karena berkumpul dan bersosialisasi adalah hal yang tidak dapat kita hindarkan dalam kehidupan kita, alangkah dalam hubungan antar manusia  (Hablumminannas) haruslah berdasarkan tuntunan Al-Quran, As-sunnah, dan tak lupa budaya dan norma yang berlaku di masyarakat.

 

0 Comments:

 

blogger templates 3 columns | Make Money Online